Burung kagu tidak dapat terbang dan memiliki julukan hantu hutan, berikut alasannya

Halo sobat Nebtovers. Di bagian utara Selandia Baru terdapat sebuah pulau bernama Kaledonia Baru yang dipenuhi flora dan fauna. Terisolasinya pulau di Pasifik Selatan ini telah menciptakan banyak keistimewaan alam yang unik, termasuk burung kagu yang akan kita bahas. Kagu atau cagou, berukuran sebesar ayam dan memiliki mata merah cemerlang, kaki dan paruh oranye panjang, bulu abu-abu kebiruan. Struktur ini menutupi lubang hidungnya dan tidak ditemukan pada spesies burung lainnya. Diperkirakan mereka berevolusi untuk mencegah kotoran dan partikel lain memasuki rongga hidung karena Kagu juga tidak bisa terbang dan menghabiskan waktunya di lantai hutan.


Kagu merupakan hewan karnivora. Makanan mereka sebagian besar terdiri dari cacing annelida, siput, dan kadal. Terkadang kagu berburu hewan kecil di perairan dangkal. Hidup di habitat yang basah dan padat, kagu telah berevolusi menjadi memiliki bulu khusus yang disebut bubuk bulu yang menghasilkan bubuk yang tahan air. 

Cara burung kagu bertahan hidup

Sayap mereka juga berperan penting karena ketika terbuka, pola garis-garis gelap dapat terlihat dan menakuti calon predator. Taktik melarikan diri lainnya termasuk jambul kepala mereka yang mengacak-acak seperti kakatua. Kagu menggunakan kakinya yang panjang untuk berlari dengan cepat dan sayapnya yang besar yang tidak dapat terbang untuk membantu burung tersebut menjaga keseimbangannya saat memanjat dan melompat.


Sayap dan jambul mereka juga dikipasi dan dikibarkan seperti jubah ketika pejantan mencoba mengesankan betina. Kagus bersifat monogami dan menetaskan telurnya bersama-sama di dalam sarang tanah selama sebulan hingga menetas. Kagu muda dapat tinggal bersama orang tuanya hingga enam tahun dan banyak yang terlihat membantu membesarkan saudara-saudaranya. Kagus berkomunikasi dengan mengeluarkan suara berdecak lembut, mendesis, dan duet pagi mereka yang terkenal kejam.

Hubungan burung kagu dan masyarakat adat


Masyarakat Pribumi Kaledonia Baru, suku Kanak, memiliki ikatan khusus dengan kagu. Seruannya dimasukkan ke dalam tarian perang dan mereka menyebut spesies tersebut sebagai “hantu hutan.” Saat ini, kagu adalah simbol Kaledonia Baru untuk meningkatkan kesadaran akan konservasi dan memberikan rasa kebanggaan nasional. Panggilan khas mereka dimainkan setiap malam saat stasiun TV di pulau tersebut berhenti mengudara. 

By: Irwan Manjalo

Artikel populer


Artikel terkait



Tinggalkan komentar