13 orang di India meninggal akibat gelombang panas. Bagaimana gelombang panas mampu membuat orang meninggal?

Halo sobat Nebtovers, baru baru ini viral di media sosial dimana negara negara Asia mengalami gelombang panas berkepanjangan. Sebut saja di India,Gelombang panas di India pada akhirnya menelan 13 korban jiwa. Korban tersebut diperkirakan mengalami dampak gelombang panas usai menghadiri sebuah acara penghargaan yang digelar di luar ruangan, tepatnya di negara bagian Maharashtra.Selain 13 orang tersebut juga ada delapan korban lain yang dilarikan di rumah sakit untuk menerima perawatan medis.

Siapa saja orang yang rentan terhadap panas yang ekstrim?


Bagaimana sesungguhnya gelombang panas bisa membunuh seseorang dan bagaimana kita melindungi diri dari panas berkepanjangan? Menurut WHO, mereka yang rentan terhadap suhu panas ekstrem adalah orang tua, bayi dan anak-anak, orang hamil, pekerja kasar terutama yang berada di luar ruangan, atlet dan lainnya


Sebagai spesies berdarah panas, tubuh kita berupaya untuk menjaga suhu internal sekitar 37 derajat Celcius. Ketika suhu sekitar meningkat, maka tubuh akan melepaskan panas. Jika suhu sekitar berada di atas suhu badan yang wajar dalam waktu yang lama, maka itu bisa berbahaya.


Jantung memompa lebih banyak darah ke permukaan kulit di mana panas dilepaskan ke udara. Ini menjelaskan mengapa kulit orang lebih merah dalam lingkungan yang panas.

Gejala serangan panas dan stroke



Berkeringan memicu dehidrasi, ini mengurangi volume darah. Maka jantung bekerja lebih keras untuk memompa darah yang sudah berkurang volumenya ke seluruh tubuh.

Pitam panas atau heat stroke disebabkan oleh kegagalan hipotalamus atau bagian otak yang mengendalikan fungsi tubuh, misalnya untuk berkeringat.Badan layanan kesehatan di Inggris, National Health Service (NHS) mengatakan, “Pitam panas terjadi jika tubuh meningkat di atas 40 derajat Celcius, menyebabkan sistem sel dan tubuh dari fungsinya yang normal.”


Ketika tak bisa berkeringat, kita tak bisa mengendalikan panas tubuh.
“Dampaknya bisa napas memburu, sakit kepala, lesu, dan kehilangan kesadaran. Jika tak ada tindakan darurat, bisa menyebabkan kegagalan organ dan kematian,” kata NHS.

Penyunting: Irwan Manjalo



Artikel terbaru

Tinggalkan komentar