Rahasian dari Ikan flashlight yang mampu memancarkan cahaya dari matanya.

Halo sobat Nebtovers, lautan tidak henti- hentinya membuat kita takjub akan keunikan yang diberikan. Makhluk yang akan kita bahas mampu memancarkan cahaya yang berasal dari bakteri yang menghuni organ di sekitar mata nya. Penasaran dengan keunikan ikan ini? Yuk kita bahas.

Ikan Flashlight memiliki organ di dekat matanya yang dihuni bakteri bioluminescent yang memancarkan cahaya. Ikan dapat mengatur organ tersebut agar bekedip dan mati untuk mengelabuhi mangsa dalam kegelapan.

Spesies ini ditemukan di Samudra Pasifik, dari Indonesia dan Filipina hingga Kepulauan Tuamoto, selatan hingga Great Barrier Reef dan utara hingga selatan Jepang. Mereka biasanya ditemukan di gua-gua atau hamparan gelap di sepanjang jurang curam di atau dekat terumbu karang.

Dari mana cahaya itu berasal?

Ikan senter memiliki tubuh hitam berbentuk fusiform dengan pinggiran biru pada sirip punggung dan ekor. Organ cahaya berbentuk kacang yang mencolok di bawah setiap mata dihuni oleh bakteri bioluminescent simbiotik. Bakteri ini tumbuh dalam struktur tubular di dalam organ cahaya. Cahaya yang dipancarkan oleh bakteri bisa berwarna biru, putih, atau kuning. Cahaya yang dipancarkan oleh bakteri ditingkatkan oleh reflektor di bagian belakang organ cahaya.

Ikan ini tumbuh dengan panjang rata-rata 4 sampai 12 inci (5 sampai 10 cm). Panjang maksimum yang tercatat adalah 14 inci (35 sentimeter).Ikan ini memakan zooplankton dan menggunakan bakteri bioluminescent mereka untuk membantu menemukan mangsa.
Sedikit yang diketahui tentang reproduksi spesies ini. Diyakini bahwa mereka adalah pemijahan siaran.

Perilaku

Ikan senter aktif di malam hari dan hidup berkelompok. Mereka bersembunyi di gua-gua atau tempat gelap di siang hari untuk menghindari sinar matahari.
Ikan ini menggunakan pola lampu kilatnya saat berenang dengan pola zigzag untuk menghindari dan membingungkan predator. Mereka juga dapat membingungkan pemangsa dengan memutar organ cahayanya untuk “mematikannya”.

Spesies ini belum dievaluasi oleh International Union for Conservation of Nature. Ini menghadapi ancaman dari perubahan iklim dan polusi laut.

Penyunting: Irwan Manjalo