Mengungkap rahasia dibalik kemampuan kambing Maroko yang lihai memanjat pohon

Penulis: Irwan manjalo

Halo sobat Nebtovers. Apakah pernah terlintas dalam benak sobat sekalian bahwa ada jenis kambing yang lihai memanjat pohon? Sobat tidak salah baca, ternyata ada jenis kambing di belahan bumi lain yang jago memanjat pohon. Tidak seperti monyet yang bergelantungan di atas pohon. Kambing Tamri berjalan di atas dahan pohon.

Kambing Tamri adalah kambing yang hidup di dataran kering Maroko. Kondisi lingkungna yang gersang dan makanan yang sulit di dapat membuat mereka harus bwrjuang ekstra mencari makan dengan cara memanjat pohon Argan yang banyak di jumpai di Maroko.

Kemampuan kambing ini didukung anatomi kakinya yang berbeda dengan kambing jenis lain

Kemampuan memanjat didukung oleh anatomi kakinya. Kaki kambing Tamri ternyata terbelah. Setiap bagian memiliki dua jari kaki yang mampu menyebar sehingga mendukung kambing untuk menggenggam batang atau ranting. Sementara, telapak kakinya lunak sehingga bisa bertahan di permukaan sempit.

Kambing Tamri juga punya organ yang disebut “dewclaw” pada kakinya. Organ ini ditemukan juga pada kucing dan anjing. Namun, pada kambing Tamri, organ ini lebih gemuk dan tajam bentuknya sehingga mampu mendorong tubuh kambing ketika memanjat pohon.

Kambing-kambing ini tertarik pada buah dari pohon Argan, yang matang pada bulan Juni setiap tahun. Pohon Argan tumbuh setinggi 6 hingga 10 meter dan dapat hidup sampai 150 hingga 200 tahun.

Pohon Argan merupakan endemik semi-gurun Sous lembah barat daya Maroko dan wilayah Aljazair dari Tindouf wilayah Mediterania barat. Buah yang dihasilkan merupakan sumber yang berharga dari minyak, dan sumber penting ekonomi bagi masyarakat Berber Maroko.

Buah, yang berdiameter sekitar 2-4 cm seperti kacang yang dikelilingi oleh bagian berdaging yang menjadi bahan makanan para kambing . Di dalam kacang tersebut mengandung satu atau dua biji kecil kaya minyak.

Buah ini butuh waktu satu tahun untuk mantang. Pematangan biasanya pada bulan Juni-Juli tahun berikutnya. Sampai waktu panen tiba, kambing-kambing di jauhkan dari hutan yang penuh dengan pohon Argan karena kambing ini sering memakan buah sebelum matang juga suka memakan daun-daun yang tubuh.

Puluhan tahun membantu masyarakat mengolah minyak paling mahal di dunia

Secara tradisional, kambing menjadi bagian dari bisnis minyak. Orang-orang Berber lokal akan membiarkan kambing untuk memakan buah, namun biji kacang sulit melewati sistem pencernaan.

Kambing akan mengeluarkan melalui kotoran, kemudian penduduk akan mengumpulkan. Biji tersebut dibersihkan selajutnya digiling atau ditekan untuk mengekstrak minyak, yang bisa digunakan sebagai dresing salad dan kosmetik.

Pohon Argan yang biasa di panjat kambing ini memiliki cabang dan ranting yang menurun. Hal ini memudahkan kambing untuk berdiri dan berjalan di atasnya. Kambing Tamri sendiri memperoleh kemampuan memanjat dengan melihat kambing lainnya.

Selama dua dekade terakhir, minyak argan telah medapatkan popularitas dan menjadi harga  paling mahal di dunia, sekitar 300 dolar AS/ liter. Minyak ini dijual di Eropa dan Amerika Utara di mana telah diubah menjadi produk yang menarik.

Ironisnya, popularitas minyak argan telah mengancam kelangsungan hidup pohon ini. Harga ekstra minyak  yang diperoleh dari penjualan telah memungkinkan penduduk setempat untuk membeli lebih banyak kambing, menghasilkan lebih banyak penadakian dan kerusakan pada pohon.

Banyak pohon juga ditebang untuk kayu atau untuk membuat jalan bagi tanaman lainnya. Melalui tahun 1970-an dan 1980-an sekitar 600 hektar hutan argan per tahun hilang.




Tinggalkan komentar